Jumat, 02 Juni 2017

makalah biomekanika dan olahraga


BAB I
PENDAHULUAN
                                                                                                                                                                                     1.1 Latar Belakang
Olahraga adalah salah satu bentuk dari upaya peningkatan kualitas manusia yang diarahkan pada pembentukan watak dan kepribadian, disiplin dan sportifitas yang tinggi, serta peningkatan prestasi optimal yang dapat membangkitkan rasa kebanggaan. Untuk mencapai peningkatan prestasi yang optimal tersebut, maka setiap manusia haruslah memahami terlebih dahulu bagaimana konsep gerak yang baik dan benar, yaitu bagaimana agar gerak yang dilakukan bernilai efektif dan efisien.
Mengenai pemahaman konsep gerak yang baik dan benar saat ini terlihat masih sering diabaikan baik oleh guru, atlet ataupun pelatih. Artinya, mereka masih melaksanakan suatu aktivitas gerak tanpa memperhatikan nilai efektifitas serta efisiensi gerakan yang dilakukan. Padahal apabila mereka menyadari akan pentingnya pemahaman konsep gerak yang menjadi modal utama dalam pelaksanaan aktivitas olahraga, maka banyak sekali manfaat yang dapat di peroleh. Manfaat nyata yang dapat diperoleh dalam memahami konsep belajar gerak dalam keolahragaan adalah pencapaian prestasi yang optimal dengan memperkecil peluang terjadinya cidera pada pelaksanaan olahraga tersebut.
Konsep gerak dalam olahraga dapat dipelajari melalui pemahaman sebuah disiplin ilmu dalam ilmu olahraga, yaitu biomekanika olahraga. Biomekanika olahraga merupakan salah satu disiplin ilmu keolahragaan yang menerapkan prinsip-prinsip gerak terhadap struktur tubuh manusia pada saat melakukan aktivitas olahraga. Oleh karena itu, perlunya memahami pengetahuan tentang biomekanika dalam memahami teknik cabang olahraga dan seluruh gerak manusia (Human Movement) sudah tidak diragukan lagi karena melalui pemahaman ilmu biomekanika olahraga, maka aktivitas gerak yang dilakukan oleh setiap atlet ataupun peserta didik akan menjadi lebih efektif dan efisien, sehingga setiap gerakan yang dilakukan bersifat anatomis, terkoordinasi atau terkontrol serta sesuai dengan mekanisme kerja tubuh yang baik dan akhirnya akan menghasilkan suatu aktivitas gerak yang maksimal dan disertai dengan pencapaian prestasi yang optimal pula.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merasa bahwa ilmu biomekanika memiliki kaitan yang erat dengan ilmu keolahragaan karena dapat menghasilkan kontribusi yang positif dalam pencapaian kinerja dan prestasi olahraga yang optimal. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan menjelaskan mengenai konsep utama dalam ilmu bomekanika yang dijelaskan secara garis besar dari pengertian, fungsi hingga konsep utama yang harus dipelajarai dalam ilmu biomekanika olahraga.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan biomekanika dan olahraga?
2. Apakah fungsi biomekanika dalam olahraga?
3. Apa saja sub disiplin ilmu yang dapat dipelajari dalam biomekanika   olahraga dan bagaimana implementasinya pada cabang olahraga?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui maksud atau pengertian biomekanika dan olahraga.
2. Mengetahui fungsi biomekanika dalam olahraga.
3. Mengetahui sub disiplin ilmu yang dapat dipelajari dalam biomekanika olahraga beserta implementasinya pada cabang olahraga.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari makalah ini adalah dapat dijadikan sebagai salah satu bahan referensi bagi setiap pembaca dalam memajukan dunia olahraga untuk mencapai prestasi yang optimal melalui proses pembelajaran dan pemahaman konsep gerak yang baik dan benar sesuai dengan disiplin ilmu biomekanika olahraga.






BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Biomekanika dan Olahraga
Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapan dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi. Mekanika terapan itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari penerapan dari prinsip-prinsip mekanika. Sedangkan mekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika yang mempelajari gerakan dan perubahan bentuk suatu materi yang diakibatkan oleh gangguan mekanik yang disebut gaya. Menurut Hickman dalam Ronald (2003: 34) mekanika adalah studi tentang bagaimana sesuatu bergerak dan apa yang menyebabkannya bergerak.
Biomekanika merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempelajari bentuk dan macam-macam gerakan atas dasar prinsip-prinsip mekanika dan menganalisis suatu gerakan. Disiplin ilmu biomekanika tidak berdiri dengan sendirinya, melainkan ditunjang oleh disiplin ilmu yang lainnya, seperti anatomi, fisologi, dan fisika, kemudian dasar-dasar atau prinsip dari ketiga bidang ilmu itu menjadi dasar suatu disiplin ilmu yang disebut biomekanika. Selain itu, pada dasarnya penekanan utama dalam biomekanika adalah seluruh konsep mekanik, tetapi tubuh manusia adalah sistem yang jauh lebih kompleks daripada kebanyakan objek yang ditemui dalam konsep mekanika. Oleh karena itu, biomekanika menyangkut tubuh manusia dan hampir semua tubuh mahluk hidup.
Menurut Hidayat (1999: 5) biomekanika adalah ilmu pengetahuan yang menerapkan hukum-hukum mekanika terhadap struktur makhluk hidup, terutama system lokomotor dari tubuh, yang dimaksud dengan lokomotor itu sendiri adalah kegiatan dimana seluruh tubuh bergerak karena tenaganya sendiri dan umumnya dibantu oleh gaya beratnya. Sedangkan Hay dalam Claude Bouchard (1985: 65) memberi pengertian tentang biomekanika yang sejalan, yaitu biomechanics is the science concerned with the internal and external forces acting on a human body and the efffects produced by the forces. Artinya, biomekanika adalah suatu pengetahuan yang berhubungan dengan kekuatan internal maupun eksternal yang bekerja pada tubuh manusia dan merupakan suatu akibat yang ditimbulkan oleh suatu kekuatan yang berasal dari hasil kerja tubuh manusia tersebut.
Pada ilmu keolahragaan, biomekanika sudah sangat dikenal sebagai suatu disiplin ilmu yang secara khusus mempelajari gerakan dari aktivitas olahraga yang dilakukan. Dengan demikian, dalam ilmu keolahragaan ilmu yang mempelajari tentang mekanisme gerak tubuh manusia disebut biomekanika olahraga. Menurut Depdiknas (2000: 22) biomekanika olahraga adalah hal yang berurusan dengan pengaruh daya hukum alam terhadap tubuh manusia selama aktivitas fisik berlangsung. Objek formal dari ilmu biomekanika olahraga adalah mempelajari atau menganalisis gerak manusia melalui aktivitas fisik dalam rangka pembentukan dan pendidikan dengan tujuan menghasilkan suatu perkembangan gerak yang diaplikasikan pada teori kepelatihan dalam professional keolahragaan yang terdiri dari Olahraga Kesehatan, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Kepelatihan Olahraga Kompetitif, Olahraga Rekreasi, Manajemen Olahraga dan Olahraga Rehabilitasi (Taksonomi Ilmu Keolahragaan dalam Depdiknas, 2000:21).
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa biomekanika olahraga adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bentuk dan macam-macam gerakan manusia yang merupakan hasil dari aktivitas olahraga atas dasar prinsip gerak yang digunakan untuk menganalisis gerakan tersebut.

2.2 Fungsi Biomekanika dalam Olahraga
Seseorang yang sudah menyandang predikat atlet, guru dan pelatih olahraga dengan sendirinya harus melakukan pendekatan ilmiah terhadap gerakan tubuh manusia. Pendekatan ilmiah tersebut dapat dilakukan dengan cara memahami ilmu biomekanika olahraga, karena penggunaan ilmu ini menjadi penting saat gerakan atlet dianalisis. Aplikasi ilmu biomekanika dalam olahraga inilah yang menjabarkan bagaimana gerakan manusia bisa sangat efektif dan efisien sehingga dapat menghasilkan prestasi. Analisis gerak yang didapatkan kemudian dijadikan pegangan pelatih untuk memberikan instruksi yang benar kepada atletnya.
Menurut Benoit Roy dalam Claude Bouchard dkk (1985: 65) tujuan utama biomekanika adalah untuk memberikan pemahaman tentang hakikat dan fungsi gerakan manusia, baik dalam kegiatan olahraga, tari atau bentuk gerakan yang diadaptasi.
Berdasarkan tujuan dari yang dijabarkan dari beberapa pendapat tersebut dengan demikian seorang guru, atlet ataupun pelatih olahraga akan mempunyai suatu kompetensi untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan gerak atau teknik yang benar dalam suatu aktivitas olahraga, apa yang salah pada gerakan yang dilakukan, mengapa gerakan tersebut salah, serta yang terpenting adalah dapat menentukan apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi dalam pelaksanaan gerak pada aktivitas olahraga tersebut.
Dari kemampuan menganalisis tujuan biomekanika olahraga, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi dari memahami ilmu biomekanika dalam olahraga, yaitu guna menghasilkan suatu bentuk gerakan dalam aktivitas olahraga yang memiliki nilai efisiensi dan efektifitas yang baik, sehingga setiap gerakan dari aktivitas olahraga yang dilakukan baik oleh peserta didik ataupun atlet bersifat anatomis dan terkoordinasi serta aman dari terjadinya peluang cidera yang pada akhirnya mampu menghasilkan suatu prestasi olahraga yang optimal, sehingga kepuasan gerak seseorang dalam melakukan suatu aktivitas olahraga akan tercapai.

2.3 Sub Disiplin Ilmu Dalam Konsep Utama Biomekanika
1. Titik Berat
Setiap anggota tubuh memiliki massa atau berat dan memiliki titik tangkap dari massa yang bekerja. Massa dari anggota tubuh tersebut akan menimbulkan gaya-berat atau gaya-tahanan yang mempunyai titip pusat massa. Titik pusat massa tersebutlah yang disebut dengan titik berat.
Menurut Hidayat (1999: 9) titik berat adalah titik dimana gaya berat benda atau anggota tubuh itu bekerja atau dapat diartikan juga sebagai titik yang mewakili dari benda/ tubuh.
Letak titik berat badan manusia letaknya selalu berubah-ubah, karena anggota tubuh manusia dapat bergerak ke berbagai arah sehingga sikap yang dihasilkan mempengaruhi letak titik berat badannya. Pada posisi sikap anatomis (sikap normal), letak titik berat badan manusia terletak di posisi 2,5 cm di bawah promontarium atau tulang kemudi (antara ruas pinggang dan tulang kemudi).
Tujuan mempelajari letak titik berat pada biomekanika olahraga adalah untuk menciptakan sikap dan gerakan tubuh yang benar, memperbaiki sikap dan gerakan yang salah sehingga meningkatkan efisiensi dan keterampilan dalam melakukan aktivitas olahraga. Contoh penerapan dalam perubahan titik berat badan manusia pada cabang olahraga dapat dicontohkan pada olahraga atletik nomor lompat jauh, yaitu pada saat sikap awal titik berat badan seorang pelompat masih berada di tulang kemudi, saat memasuki tahap melayang di udara hingga sikap akhir seorang pelompat harus mengubah letak titik berat badannya menjadi di depan bagian luar tubuh supaya dapat mengambil posisi yang baik dan benar saat mendarat.
2. Kesetimbangan dan Stabilitas
Keseimbangan dan stabilitas merupakan dua istilah kata yang hampir sama, namun memiliki makna yang berbeda. Menurut Ronald (2003: 18)  Keseimbangan berkaitan dengan koordinasi dan kontrol, sedangkan stabilitas berkaitan dengan besar tahanan yang diciptakan oleh seseorang untuk melawan gaya yang mempengaruhi keseimbangnnya. Semakin stabil sikap seseorang, maka semakin besar tahanan yang harus diciptakan untuk mengatasi gaya yang mempengaruhi keseimbangannya. Hal tersebut dapat dicontohkan pada cabang olahraga judo dan gulat. Dalam cabang olahraga tersebut, semakin stabil sikap siap seorang atlet dalam bertanding maka akan semakin besar juga gaya dari seorang lawan, sehingga atlet tersebut harus menciptakan suatu tahan yang lebih besar lagi supaya posisi tubuh tetap stabil atau setimbang.
Kesetimbangan dan stabilitas digunakan dalam pelaksanaan asas mekanika. Menurut Hidayat (1999: 16) kesetimbangan tubuh dapat dibagi menjadi 3 jenis, yakni : kesetimbangan stabil, kesetimbangan labil, kesetimbangan netral/ normal. Kesetimbangan stabil terjadi bilamana suatu benda atau seseorang mengalami kontak dengan dasar/permukaan pijakan luas, pusat gravitasi terletak redah dan garis pusat gravitasi terletak di dalam benda, munculnya gaya pemulih yang menyebabkan kembali ke posisi semula, tenaga potensial bertambah.
Kesetimbangan labil terjadi bilamana pusat gravitasinya suatu benda atau seseorang akan turun apabila diberi gaya sehingga posisi benda akan mengalami perubahan dan tenaga potensial berkurang, garis pusat gravitasinya jatuh diluar garis penyokong, dan dasar penyokong terlalu kecil. Kesetimbangan normal terjadi bilamana pusat gravitasi suatu benda atau seseorang tidak berubah apabila diberi gaya dan tenaga potensial bertambah.
3. Gerak (Movement)
Gerak adalah suatu proses terjadinya perubahan baik dalam hal bentuk, sikap ataupun tempat. Gerak merupakan sesuatu hal yang penting dalam kehidupan manusia, akan tetapi dalam bergerak seseorang perlu mendasarkan kinerja mekanis agar gerak yang dilakukan hemat energi sehingga tidak cepat lelah namun hasil yang dicapai lebih optimal. Oleh karena itu, menurut Komari (2010: 17) untuk melakukan suatu gerakan, seseorang perlu mengetahui prinsip dasar yang dijadikan suatu pedoman dalam melakukan gerakan, yaitu 1) prestasi tinggi dengan usaha yang sedikit atau kecil atau pekerjaan itu efisien apabila menggunakan otot yang besar dan kuat apabila mengangkat beban yang berat, koordinasi melibatkan otot sedikit saja, merentangkan otot semaksimal mungkin agar mendapatkan kekuatan yang maksimal, melakukan warming-up agar kekuatan otot meningkat; 2) kekuatan ditujukan ke titik berat searah gerak yang dikehendaki; 3) bila mengangkat, manhan atau membawa benda  sebaiknya benda tersebut didekatkan dengan titik berat badan agar usaha yang dikerahkan lebih kecil; 4) jika membidik sasaran arahnya tidak horizontal, karena gaya gravitasi selalu menarik benda tegak lurus ke bawah.
Berdasarkan penjabaran prinsip dasar yang dijadikan pedoman dalam bergerak tersebut dapat diketahui bahwa semua bentuk gerakan terjadi karena dipengaruhi oleh sejumlah gaya, gaya yang dimaksud adalah kontraksi otot. Menurut Hidayat (1999: 43) unsur yang menyebabkan terjadinya gerakan ada tiga, yaitu tulang sebagai alat penggerak, otot sebagai sumber penggerak dan persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan. Contoh bentuk gerak (movement) yang terjadi pada manusia, yaitu berlari (perubahan tempat), membusungkan dada (perubahan volume), menekuk siku dan jongkok (perubahan sikap).
Dalam ilmu biomekanika olahraga, jika dilihat dari segi ruang dan waktu, maka gerak akan membentuk lintasan yang beraneka macam, yaitu gerak lurus (linier), gerak putar (rotasi), gerak translasi dan gerak lengkung (curvilinier) (Hidayat. 1999: 57).
Komari (2010: 18) memberikan definisi gerak linier adalah gerak dalam garis lurus dari titik pertama hingga ke titik akhir, misalnya gerak kaki dari start sampai finish. Gerak rotasi adalah gerak berputar melalui sumbu geraknya, misalnya gerakan ayunan pitcher pada olahraga softball. Gerak translasi adalah gerak suatu benda atau seseorang menurut kedudukannya dari setiap titik benda satu terhadap yang lain selama bergerak secara sejajar, misalnya gerakan glide pada awalan tolak peluru. Gerak lengkung adalah bentuk gerakan menyudut yang menempuh lintasan yang melengkung, gerak ini disebut juga gerak peluru atau gerak proyektil, misalnya, gerakan melempar bola dengan cara melambung.
4. Gaya (Force)
Menurut Ronald (2003: 24) gaya adalah suatu dorongan atau tarikan yang dapat mengubah keadaan gerak suatu benda atau seseorang. Sedangkan menurut Hidayat (1999: 60) gaya adalah sesuatu yang menyebabkan terjadinya perubahan keadaan (dari diam ke gerak, dari gerak ke diam, atau perubahan panas, atau perubahan kecepatan). Jadi, dapat disimpulkan bahwa gaya adalah sesuatu yang memberikan suatu pengaruh atau sebab sehingga mengubah keadaan suatu benda.
Dalam aktivitas olahraga gaya berasal dari dua sumber, yaitu gaya internal (internal force) dan gaya eksternal (external force). Internal force diciptakan dari dalam tubuh seseorang akibat hasil kontraksi antara otot-otot yang melakukan aktivitas tarik menarik melalui tendon kemudian tendon memberi isyarat kontraksi kepada tulang yang menghasilkan suatu gerakan atau tahanan, sedangkan external force adalah suatu gaya yang tercipta karena adanya pengaruh dari faktor gravitasi, gaya reaksi dari tanah, gesekan, tahanan udara dalam berbagai aktivitas pada cabang olahraga yang menghasilkan suatu gaya dorongan atau tarikan.
Sedangkan bentuk gaya yang dikenal dalam olahraga adalah gaya postulat (propulsive force) dan gaya tahanan (resistance force). Gaya postulat yang disebut juga gaya dinamis adalah gaya yang menyebabkan gerakan positif atau gerak laju, misalnya gaya dorong dari tungkai wakyu berlari (menolakkkan kaki pada tanah). Gaya tahanan adalah gaya yang menyebabkan gerakkan negatif atau hambatan gerak, misalnya gaya tahan dari tungkai waktu mendaratkan kaki ke tanah.
5. Tahanan (Resistance)
Adanya tahanan (resistance) merupakan akibat dari adanya gerak yang diperlambat yang disebabkan oleh percepatan negatif, misalnya pada bola yang menggelinding di atas rumput, makin lama bola tersebut akan bergerak semakin lambat dan akhirnya berhentim hal tersebut diakibatkan karena adanya tahanan berupa gesekan antara dua permukaan yang menghambat laju geraknya bola tersebut sehingga kecepatan bola tersebut diperlambat.
Menurut Hidayat (1999:135) tahanan (resistance) adalah semua sebab yang dapat mengubah atau mempengaruhi suatu keadaa/ posisi/ gerak suatu benda. Dalam ilmu biomekanika ada beberapa klasifikasi jenis tahanan, yaitu tahanan udara (air resistance), tahanan air, turbulensi dan gesekan.
a. Tahanan udara
Besarnya tahanan udara tergantung dari besarnya penampang atau permukaan, besarnya kecepatan dari benda atau besarnya arus udara, besarnya tekanan udara dan bentuk benda dan sifat permukaan dari benda (licin atau kasar) Contohnya pada sebuah cakram yang dilempar akan mendapatkan tahanan udara, jika tahanan udara yang bekerja makin besar, maka makin lambat gerak lajunya cakram tersebut.
b. Tahanan air
Contohnya perenang yang berenang di dalam air, antara badan dengan air terjadi tahanan karena adanya gesekan yang terjadi antara tubuh perenang dengan air tersebut. Hal tersebut disebabkan oleh posisi badan di dalam air akan menentukan besarnya penampang badan, gerakan tungkai yang melebar-masuk keluarnya telapak tangan dan gerakan recovery akan menimbulkan tahanan air serta gelombang air yang besar akan memperlambat gerakan perenang, eddies yaitu riak air yang disebabkan oleh terpencarnya arus air, gesekan kulit dan baju renang serta kecepatan gerak perenang.


c. Turbulensi
Turbulensi adalah arus udara yang terpencar yang menjadi golakan arus.
d. Gesekan
Gesekan merupakan satu gaya yang merupakan tahanan, yaitu terjadi apabila dua benda saling kontak pada permukaan yang sama oleh adanya gaya yang bekerja dari benda yang satu terhadap benda yang lain atau sebaliknya. Contohnya, pada cabang olahraga gulat terjadi body contact berupa dorongan antar pegulat yang merupakan pola serangan atau pola pertahanan.
6. Momentum dan Impuls
Momentum adalah besarnya gaya dorong dari suatu benda dengan suatu kecepatan yang disebut kekuatan gerak. Penyebab timbulnya  momentum adalah kekuatan dan lamanya kekuatan itu sendiri terjadi sehingga menghasilkan momentum, kekuatan dan jumlah gerak.
Sedangkan impuls adalah pengerahan gaya/ kekuatan. Impuls merupakan suatu hubungan sebab akibat dari momentum, semakin besar impuls mengakibatkan momentum yang dihasilkan juga besar. Implementasi hubungan sebab akibat antara impuls dengan momentum, yaitu pada cabang olahraga panahan, semakin besar tarikan busur panah yang dilakukan maka akan semakin besar momentum yang dihasilkan untuk anak panah sehingga anak panah tersebut dapat telepas dari busur dengan cepat dan menghasilkan jarak yang jauh.
7. Impact
Impact adalah benturan yang terjadi akibat momentum benda yang satu membentur benda yang lain, tidak lain merupakan adanya gaya atau gaya dorong yang harus kita lawan. Impact dapat terjadi pada benda yang bergerak pada satu garis lurus maupun dua garis lurus, macam-macamnya antara lain : a.) antara dua benda yang bergerak searah, yaitu benda yang bergerak lebih cepat menabrak yang lebih lambat; b.) benda yang bergerak menabrak benda lain yang diam, setelah berbenturan, yang diam bergerak; c.) antara dua benda yang bergerak berlawanan arah, yaitu yang satu bergerak dengan kecepatan positif sedangkan yang satunya bergerak dengan kecepatan negatif; d.) benda yang bergerak menabrak dinding/ tembok/ stick secara tegak lurus dan setelah membentur benda tersebut terpental kembali; e.) impact terjadi pada dua garis yang saling membuat sudut (tidak pada satu garis lurus). Contoh terjadinya impact dalam aktivitas olahraga, yaitu pada saat lari jarak jauh, kaki yang menapak tanah merupakan impact, selain itu pada cabang olahraga softball pada saat kita menangkap bola yang datang dengan cepat, pergelangan tangan digerakan secara fleksi dorsal.



























BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapan dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi, Aplikasi ilmu biomekanika dalam olahraga inilah yang menjabarkan bagaimana gerakan manusia bisa sangat efektif dan efisien sehingga dapat menghasilkan prestasi. Analisis gerak yang didapatkan kemudian dijadikan pegangan pelatih untuk memberikan instruksi yang benar kepada atletnya. Karena segala sesuatu yang dilakukan dalam aktivitas olahraga secara ilmiah mengacu pada ilmu biomekanika yang di dalamnya membahas tentang prinsip gerak tubuh manusia berdasarkan prinsip mekanika yang tak terlepas juga dari ilmu anatomi dan fisiologi olahraga. Selain itu, pelaksanaan gerak atau keterampilan yang berlandaskan ilmu biomekanika akan menghasilkan suatu gerakan yang efisien dan efektif serta terkoordinasi dengan baik sehingga dapat mengurangi peluang untuk terjadinya cidera olahraga yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu pencapaian prestasi olahraga yang optimal.

3.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka penulis memberikan saran agar semua pecinta olahraga baik itu adalah seorang guru pendidikan jasmani, peserta didik, atlet, pelatih bahkan masyarakat umum ada baiknya jika lebih memahami ilmu biomekanika dengan baik dan benar supaya segala suatu aktivitas olahraga yang dilakukan dapat dilaksanakan dengan baik dan benar sehingga sesuai dengan prinsip mekanika gerak tubuh manusia.








DAFTAR PUSTAKA


Bouchard, Claude dkk. Physical Activity Science. Champaign, Illinois : Human
Kinetics Book.
Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Ilmu Keolahragaan dan Rencana
Pengembangannya. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Hidayat, Imam. 1999. Biomekanika. Bandung.
http://badrun08arhun.blogspot.com/2013/07/biomekanika-olahraga.html
Komari, Amat. 2010. Biomekanika Olahraga. Yogyakarta : FIK UNY.
Ronald, Hamidie. 2003.  Biomekanika Olahraga. Jakarta
Joeni Afrizal di Sunday, October 13, 2013

makalah ilmu gizi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengehuan dari masa ke masa semakin bertambah, seperti halnya dengan pada disiplin ilmu Biologi dan Kimia yang melahirkan bidang ilmu yang disebut Biokimia. Biokimia merupakan disiplin ilmu pengetahuan yang membahas tentang aktivitas kimia pada tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup, utamanya manusia pasti membutuhkan zat-zat tertentu dalam membantu aktivitas metabolisme dalam tubuhnya. Sehingga organ-organ manusia dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang kadang tidak disadari kerjanya, seperti penyerapan sari-sari makanan di usus, penghalusan makanan di lambung dan lain sebagainya. Zat-zat yang sering digunakan tubuh dalam melakukan aktivitas antara lain, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Mineral yang umumnya dikenal banyak orang adalah air, tapi ternyata masih banyak mineral-mineral yang sering didengar tapi orang mengira mineral tersebut bukan mineral.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan air?
2. Apa saja sumber dan kebutuhan air pada tubuh saat berolahraga? 
3. Apa yang dimaksud dengan mineral ?
4. Apa saja sumber dan kebutuhan mineral pada tubuh saat berolahraga?
5. Apa saja efek kelebihan dan kekurangan air dan mineral
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan air
2. Mengetahui sumber dan kebutuhan air pada tubuh saat berolahraga
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan mineral
4. Mengetahui sumber dan kebutuhan air pada tubuh saat berolahraga
5. Mengetahui efek kelebihan dan kekurangan air dan mineral





BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Air
Air merupakan komponen utama dari semua struktur sel dan merupakan media kelangsungan proses metabolisme dan reaksi kimia didalam tubuh. Lebih dari dua pertiga tubuh kita terdiri dari air. Pada orang dewasa 60-70 % tubuhnya terdiri dari air sedagkan pada bayi dan anak-anak 80 % tubuhnya terdiri dari air. Akan tetapi banyak orang yang tidak memperhatikan berapa liter air yang harus di konsumsinya setiap hari.
Menurut Prof. Dr.Ir. Hardiansah, ahli Gizi dan Pangan dari Institut pertanian Bogor, jumlah air yang dibutuhkan sangat bervariasi, tergantung pada makanan yang dikonsumsi, suhu dan kelembaban lingkungan, tingkat aktivitas dan faktor-faktor lain. Jumlah air yang kita konsumsi harus seimbang dengan jumlah air yang dikeluarkan tubuh. Air yang dibutuhkan tubuh sekitar 2-2,5 liter (8-10 gelas) per hari. Jumlah kebutuhan ini sudah termasuk asupan dari air  minum dan makanan. Jumlah air yang dikeluarkan tubuh (melalui air seni, keringat, tinja, dan napas) sekitar satu liter per hari tergantung suhu udara sekitar. Cairan tubuh juga akan lebih banyak keluar ketika kita melakukan aktifitas yang lebih berat seperti olahraga.
2.2 Sumber dan Kebutuhan Air Pada Tubuh Saat Berolahraga
Air merupakan bagian hal terpenting dalam tubuh manusia, penggolongan air di bagi menjadi dua yaitu :
1.  Air yang diperoleh secara eksogen
Yaitu air yang berasal dari luar, diperoleh dari air yang diminum  dan bersama dengan makanan. Faktor iklim misalnya: banyaknya keringat yang dikeluarkan sehingga tubuh memerlukan air.
2. Air yang diperoleh secara endogen
Yaitu air yang diperoleh dari dalam tubuh sendiri yang berasal dari hasil oksidasi berbagai nutrien dalam tubuh. Misalnya: karbohidrat dihidrolisis menjadi CO2 dan H2O.Sumbernya adalah air metabolik atau hasil oksidasi: karbohidrat, protein dan lemak.


            Tabel berbagai sumber air dalam makanan
Bahan
Kandungan Air
Tomat
94 %
Semangka
9 3 %
Kol
92 %
Nanas
85 %
Kacang hijau
90 %
Susu sapi
88 %
Ikan teri kering
38 %
Daging sapi
66 %
Roti
36 %
Buah kering
28 %
Susu bubuk
14 %
Tepung terigu
12 %


Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan air dapat mencegah timbulnya berbagai jenis penyakit. Dikarenakan air juga memiliki manfaat bagi tubuh yang berfungsi sebagai :
1. Pembentuk sel dan cairan tubuh. Komponen utama sel adalah air, sebesar 70-85%. Sedangkan dalam sel lemak, kurang dari 10%. Air berperan besar dalam darah, cairan lambung, hormon , enzim, otot, dan juga berguna dalam menjaga tonus otot sehingga otot mampu berkontraksi.
2. Pelarut dan alat angkut. Air didalam tubuh berfungsi sebagai pelarut zat-zat gizi berupa monosakarida, asam amino, lemak, protein, vitamin dan mineral serta bahan-bahan lain yang diperlukan tubuh seperti oksigen dan hormon-hormon. Zat-zat dan gizi hormon ini dibawa keseluruh sel yang membutuhkan. Disamping itu, air itu air sebagai pelarut mengangkut sisa-sisa metabolisme, termasuk karbondioksida dan uerum untuk dikeluarkan dari tubuh melalui paru-paru, kulit dan ginjal.
3. Katalisator. Air berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi biologic dalam sel, termasuk di dalam saluran cerna. Air diperlukan pula untuk memecah dan menghidrolisis zat gizi kompleks menjadi bentuk-bentuk lebih sederhana.
4. Pelumas. Air berperan sebagai pelumas dalam cairan sendi-sendi tubuh.
5. Fasilitator pertumbuhan. Air sebagai bagian jaringan diperlukan untuk pertumbuhan. Dalam hal ini air berperan sebagai zat pembangun.
6. Pengatur suhu. Karena kemampuan air untuk menyalurkan panas, air memegang peran dalam mendistribusikan panas dalam tubuh.  Sebagian panas yang dihasilkan dari metabolisme energi diperlukan untukmempertahankan suhu tubuh pada 37 derajat celcius. Suhu ini paling cocok untuk bekerjanya enzim-enzim didalam tubuh. Kelebihan panas yang diperoleh dari metabolisme energi perlu segera disalurkan keluar. Sebagian besar pengeluaran kelebihan pans ini dilakukan melalui penguapan air dari permukaan tubuh. Kehilangan panas melalui kulit merupakan 25% dari pengeluaran energi basal. Kehilangan air yang terjadi sebanyak 350-700 ml/hari pada suhu dan kelembaban lingkungan normal dinamakan insensible atau secara tidak sadar. Lemak dibawah kulit berperan sebagai bahan isolasi yang mengurangi kecepatan panas hilang dari tubuh.
7. Peredam benturan. Air dalam mata , jaringan saraf tulang belakang, dan dalam kantung ketuban melindungi organ-organ tubuh dari benturan.
3. Kebutuhan Air Pada Tubuh Saat Berolahraga
Hampir semua reaksi biokimia yang terjadi di dalam tubuh tergantung dari keseimbangan air dan elektrolit. Konsentrasi cairan di dalam sel (cairan intra sel) dan di luar sel (cairtan ekstra sel) harus dipertahankan tetap seimbang. Keseimbangan  cairan intra sel dan cairan ekstra sel tujuannya untuk transmisi impuls saraf dan kontraksi otot yang penting saat melakukan olahraga.
Hal lain yang sangat penting selama melakukan olahraga adalah mempertahankan atau memelihara suhu tubuh. Oleh karena, kontraksi otot menghasilkan energi. Energi yang terbentuk dari kontraksi otot sebagian besar berupa energi panas yaitu sebanyak 75% dan sisanya 25% berupa energi gerak. Kontraksi otot selama berolahraga menghasilkan peningkatan produksi energi panas. Panas yang terbentuk dialirkan secara cepat dari otot melalui darah ke permukaan tubuh. Panas tubuh kemudian dibebaskan ke atmosfer lewat keringat yang keluar dari tubuh. Panas tubuh yang terjadi pada saat berolahraga akan sangat berbahaya apabila tidak ada upaya proses pendinginan tubuh. Banyak usaha tubuh untuk melakukan proses pendinginan tubuh, salah satunya adalah berkeringat.
Air tidak mengandung energi, tetapi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan tubuh manusia akan air dalam sehari sesuai dengan banyaknya air yang keluar atau yang hilang dari tubuh. Pada keadaan normal dan ideal yaitu diet rendah cairan, aktifitas fisik minimal serta tidak ada keringat yang keluar, orang dewasa membutuhkan air sebanyak 1500 –2000 ml sehari. Sumber air untuk kebutuhan tubuh biasanya didapat dari hasil oksidasi zat gizi, makanan, minuman dan baverage. Saat berolahraga kebutuhan air tentu akan lebih banyak dibanding dalam keadaan istirahat. Oleh karena saat berolahraga suhu tubuh meningkat dan tubuh menjadi panas. Tubuh yang panas berusaha untuk menjadi dingin dengan cara berkeringat.
Banyaknya keringat yang keluar tergantung dari ukuran tubuh, jenis olahraga, intensitas olahraga, lamanya olahraga, cuaca dan kelembaban lingkungan, serta jenis pakaian atlet. Keringat yang keluar  saat olahraga sebagian besar terdiri atas air, namun keringat juga mengandung elektrolit. Perubahan status cairan tubuh saat berolahraga disebabkan oleh peningkatan produksi keringat dan asupan cairan ke dalam tubuh yang sedikit. Defisit air sebanyak 1% dari berat badan yang keluar dalam bentuk keringat saat berolahraga terbukti mengurangi toleransi tubuh terhadap olahraga. Sedangkan, defisit air 3% sampai dengan 10% dari berat badan selama mengikuti olahraga menyebabkan penurunan prestasi olahraga, meningkatkan risiko cedera, serta berbahaya untuk atlet.
Pemberian cairan pada atlet bertujuan untuk mencegah dehidrasi dan untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh. Selain itu, pemberian cairan yang adekwat ditujukan untuk mencegah cedera akibat panas tubuh yang berlebihan, misalnya heat exhaustion, heat stroke. Nasihat yang paling baik saat berolahraga untuk mencegah kekurangan cairan adalah minum air sebelum, selama dan setelah berolahraga. Minum air jangan menunggu sampai rasa haus timbul. Oleh karena, rasa haus tidak cukup baik sebagai indikator keinginan  untuk minum. Keinginan minum air lebih banyak dan lebih sering karena kebiasaan, bukan karena adaptasi fisiologis. Rasa haus baru timbul apabila tubuh telah mengalami kekurangan air (dehidrasi). Penggantian air yang adekwat selama berolahraga sangat penting untuk memelihara penampilan yang optimal dan memelihara kesehatan. h air 30–60 menit sebelum bertanding sebanyak 150–250 ml. Air dingin kira-kira 10 derajat Celcius lebih baik dari pada air hangat. Oleh karena air dingin lebih cepat diserap oleh usus, sehingga waktu pengosongan lambung lebih cepat. Pemberian air dalam jumlah yang sama dianjurkan pada atlet saat beristirahat diantara pertandingan. Selama bertanding, atlet dianjurkan minum secara teratur setiap 10–15 menit sebanyak 150–250 ml air dingin. Segera setelah bertanding, pemberian minuman ditujukan untuk mengganti cairan yang hilang dan mendinginkan tubuh. Atlet setelah pertandingan harus segera minum air dingin sebanyak 150 – 250 ml. Selanjutnya atlet dapat minum air yang mengandung karbohidrat, elektrolit dan mineral serta vitamin.
Penelitian menunjukkan bahwa penggantian air akibat keringat yang keluar lebih penting daripada penggantian elektrolit. Kasus kehilangan elektrolit yang serius atau ketidak seimbangan elektrolit pada atlet jarang terjadi dibanding dehidrasi akibat defisit air. Kekecualian misalnya terjadi pada atlet yang melakukan olahraga sangat berat di bawah cuaca panas dan kelembaban tinggi. Keringat yang keluar jumlahnya sangat banyak, selain air juga mengandung elektrolit.
2.3 Pengertian Mineral
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Menurut The International Mineralogical Association tahun 1995 telah mengajukan definisi baru tentang definisi material “Mineral adalah suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses geologi “. Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi. unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat  anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan biologis dibakar, semua senyawa organik akan rusak; sebagian besar karbon berubah menjadi gas karbon dioksida (CO2), hidrogen menjadi uap air, dan nitrogen menjadi uap nitrogen (N2). Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk abu dalam bentuk senyawa anorganik sederhana, serta akan terjadi penggabungan antarindividu atau dengan oksigen sehingga terbentuk garam anorganik. Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak atau belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral esensial dan nonesensial.
Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ. Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen organ di dalam tubuh. Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil.
Mineral nonesensial adalah logam yang perannya dalam tubuh makhluk hidup belum diketahui dan kandungannya dalam jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh makhluk hidup yang bersangkutan. Di samping mengakibatkan keracunan, logam juga dapat menyebabkan penyakit defisiensi. Tulisan ini menguraikan pentingnya mineral mikro esensial dalam kehidupan hewan. Sifat-sifat mineral seperti sifat kimia, biokimia maupun proses biologis dalam jaringan makhluk hidup, perlu diketahui dalam upaya mendiagnosis penyakit defisiensi mineral pada hewan.
2.4 Sumber dan Kebutuhan Mineral Pada Tubuh Saat Berolahraga    
Mineral adalah senyawa organik yang banyak ditemukan dalam jumlah banyak di dalam tubuh dan juga penting untuk fungsi tubuh, manfaat dan sumber mineral banyak terdapat pada makan seperti :
1. Kalsium. Tubuh orang dewasa yang gizinya baik mengandung 1–1,5 Kg kalsium dan 90% terdapat di tulang dan gigi dalam bentuk garam kompleks. Sumber kalsium adalah susu, ikan udang kering, sar-dencis, bayam, keju, es krim, mlinjo dan sawi.
    Peranan kalsium tidak saja sebagai pembentukan tulang dan gigi, fungsi lain :
    a. Dalam cairan jaringan berfungsi untuk mengendalikan kerja jantung dan otot skeleton.
    b. Iritabilitas syaraf otot.
    c. Proses pembekuan darah (dalam sintesis thrombin)
d. Memberikan kekerasan dan ketahanan terhadap pengeroposan.
e. Transmisi impuls
f. Relaksasi dan kontraksi
g. Absorbsi dan aktivitas enzim
h. Memberikan regiditas terhadap jaringan
i. Bersama fosfor membentuk matriks tulang yang dipengaruhi oleh vit.D
2. Fosfor. Sumber fosfor diantaranya adalah : daging, ikan, keju, telur, serial, beras giling, dan biji-bijian. Fungsi fosfor diantaranya adalah :
a. Pembentukan tulang dan gigi.
b. Untuk pembentukan komponen sel yang esensial
c. Berperan dalam pelepasan energi dari hidrat arang serta lemak.
d. Membantu absorbs hidrat arang dari usus halus.
e. Membantu mempertahankan kesimbangan asam/basa dalam cairan tubuh.
3. Besi. Sumber zat besi diantaranya adalah : telur, daging, ikan, tepung, gandum, roti, sayuran hijau, hati, bayam, kacang-kacangan, kentang, jagung dan otot. Fungsi besi diantaranya :
a. Untuk pembentukan hemoglobin baru
b. Untuk mengembalikan hemoglobin kepada nilai normalnya setelah terjadi pendarahan.
c. Untuk mengimbangi sejumlah kecil zat besi yang secara konstan dikeluarkan tubuh, terutama lewat urine, feces dan keringat.
d. Untuk menggantikan kehilangan zat besi lewat darah tubuh.
e. Pada laktasi untuk sekresi air susu
4. Iodium. Sumber iodium diantaranya adalah sayur-sayuran, ikan laut dan rumput laut, air mata air dan garam beryodium. Sedangkan fungsi dari iodium diantaranya adalah :
Sebagai komponen essensial tiroksin dan kelenjar tiroid. Tiroksin berperan untuk meningkatkan laju oksidasi dalam sel-sel tubuh sehingga meningkatkan pertumbuhan.
5. Floor. Sumber floor diantaranya adalah : air, makanan dari laut, tanaman, ikan dan makanan hasil ternak. Sedangkan fungsi floor diantaranya adalah :
a. Untuk pertumbuhan dan pembentukan struktur gigi.
b. Untuk mencegah karies gigi.
6. Natrium (Sodium). Sumber natrium diantaranya adalah : keju, ham, ikan asin, udang, sayur-sayuran, bayam, seledri, sereal, buah-buahan, susu, telur dan daging. Sedangkan fungsi dari natrium diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Dalam plasma darah dan cairan berperan dalam menyelimuti jaringan.
b. Berperan dalam menghasilkan tekanan osmotic yang mengatur pertukaran cairan antara sel dan cairan di sekitarnya.
c. Menentukan volume dalam cairan ekstra seluler dan amina.
d. Untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.
7. Kalium. Sumber kalium diantaranya adalah : bekatul, tetes (molase), khamir, coklat dan kopi. Sedangkan fungsi kalium diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Digunakan sebagai indeks untuk lean body mass (bagian badan tanpa lemak)
b. Membantu menjaga tekanan osmotic
c. Membantu mengaktifkan reaksi enzim
8. Khlor. Sumber dari khlor diantaranya adalah : garam, keju, ikan, udang, bayam dan seledri. Sedangkan fungsi dari khlor diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Aktivator amylase dan pembentukan Hcl lambung
b. Mengaktifkan enzim amilase dalam mulut untuk untuk memecahkan pati dalam mulut.
c.Membantu menjaga tekanan osmotic
9. Magnesium. Sumber dari magnesium diantaranya adalah : sayur-sayuran hijau, kedelai dan kecipir. Sedangkan fungsi dari magnesium adalah sebagai berikut :
a. Sebagai aktifator enzim peptidase dan enzim lain yang memecah gugus
b. Phospat
c. Sebagai obat pencuci perut
d. Meningkatkan tekanan osmotik
e. Membantu mengurangi getaran otot
10. Tembaga. Sumber utama dari tembaga adalah : susu dan sereal. Sedangkan fungsi dari tembaga adalah berperan dalam kegiatan enzim pernapasan sebagai kofaktor bagi enzim tyronase dan sitokromoksidase.
11. Zinc. Sumber utama zinc adalah : daging, telur, ikan, susu, keju, hati, lembaga gandum, ragi dan selada, roti dan kacang-kacangan. Sedangkan fungsi dari zinc diantaranya:
a. Meningkatkan keaktifan enzim lainnya
b. Meningkatkan pertumbuhan
12. Kobalt. Merupakan koostifuen vitamin B12 yang diperlukan bagi perkembangan normal sel-sel darah merah. Sumber utamanya adalah : vitamin B12, B1 dan sayuran hijau.
2.5 Efek Kelebihan dan Kekurangan Air dan Mineral
1. Kelebihan Air
Asupan air untuk tubuh tidak boleh berlebihan karena dalam keadaan normal, ginjal yang sehat hanya mampu mengeluarkan 400 sampai 600 mili liter air per jam. Kebanyakan minum air justru dapat menyebabkan hiponatremia yaitu kekurangan natrium dalam darah, yang mengakibatkan kesadaran bisa menurun dan tubuh menjadi lemas dan lelah.  Efek buruk dari kelebihan air juga bisa terjadi pada seseorang yang melakukan olahraga berat, kondisi ini bisa menyebabkan kematian pada orang yang melakukan olahraga berat juga disarankan tidak minum berlebihan saat olahraga, jadi minumlah air seperlunya.
2. Kekurangan Air
Dalam mengkonsumsi air pun tidak boleh kekurangan karena dapat mengganggu kesehatan tubuh. Akibat dari kekurangan air :
a. Ketika pasokan air minim tubuh akan mengalami kekurangan air atau dehidrasi. Dehidrasi ini menyebabkan cairan di otak akan menurun, asupan oksigen yang harusnya mengalir ke otak pun berkurang. Akibatnya, sel-sel otak menjadi tidak aktif dan berkembang, bahkan bisa menciut.
b. Komposisi otak terdiri atas cairan, dan ketika otak tidak mendapatkan asupan air yang cukup akan terjadi gangguan fungsi kognitif (kecerdasan) di otak. Otak tidak bisa menjalankan fungsi normalnya lagi, terutama fungsi kognitif yang akhirnya membuat seseorang menjadi lemot, gampang lupa, dan tidak konsentrasi.
c. Dehidrasi yang dialami tubuh bisa menyebabkan gejala mulai dari yang ringan dan sedang seperti lelah, haus, tenggorokan kering, badan panas, sakit kepala, air kencing pekat, denyut nadi cepat, hingga gejala berat seperti halusinasi dan kematian.
d. Rentan terkena infeksi kandung kemih karena bakteri tidak bisa keluar akibat kurang minum. Gejala infeksi kandung kemih ini bisa berupa suhu badan yang sedikit meningkat, rasa nyeri terutama saat akhir buang air kecil, perasaan ingin buang air kecil yang tidak dapat ditahan, nyeri tekan di atas tulang kemaluan. Kadang kala terdapat darah dalam urine.
e. Perempuan harus lebih banyak mengonsumsi air karena panjang saluran kemihnya lebih pendek dibanding laki-laki. Banyak minum air akan membantu bakteri keluar dari saluran kemih dan mengurangi risiko infeksi kandung kemih.
f. Kulit terlihat kusam karena kurang minum membuat aliran darah kapiler di kulit juga tidak maksimal.
g. Kurang minum air putih bisa mengganggu fungsi ginjal karenanya air penting untuk mencegah batu ginjal. 
3. Kelebihan Mineral
Kelebihan satu mineral dalam tubuh juga dapat berpengaruh pada metabolisme tubuh yaitu sebagai berikut :
a. Ca : mengkonsumsi kalsium dosis tinggi dapat menyebabkan nyeri lambung dan diare 2.  Mg : dapat mengakibatkan diare
b. Na : meningkatkan tekanan darah tinggi dan beresiko terhadap stroke dan serangan jantung
c. P : nyeri lambung dan jika konsumsi dosis tinggi dalam waktu lama dapat menurunkan jumlah kalsium dalam tubuh sehingga tulang lebih beresiko terhadapa fraktur.
d.  Kalium : menyebabkan nyeri lambung, mual dan diare
e.  Fe : konstipasi, mual dan nyeri lambung.
f. Boron : mengurangi fertilitas pada pria dan boron banyak terdapat pada sayuran dan kacang-kacangan
g. Cobalt : berpengaruh pada jantung dan berpengaruh menurunkan fertilitas pada pria
h. Tembaga : menyebabkan nyeri lambung dan diare. Jika dikonsumsi lebih lama akan mengakibatkan kerusakan hati dan ginjal.
4. Kekurangan Mineral
Kekurangan mineral ini jarang terjadi jika kita mengkonsumsi makanan yang bervariasi. Akibat Kekurangan Mineral : Kekurangan natrium : gangguan jantung dan ginjal, lelah, kejang otot. Kekurangan kalium : lemah otot, gangguan pernapasan &denyut jantung Kekurangan kalsium : pembekuan darah lambat, tulang dan gigi rapuh,pertumbuhan lambat, kejang otot Kekurangan fosfor : tulang dan gigi rapuh, hilang napsu makan, rakhitis,lesu, sakit tulang Kekurangan magnesium : gangguan mental, emosi dan otot, hilang kontrolotot, kerusakan jantung dan ginjal Kekurangan klor : rambut dan gigi hilang, gangguan pencernaan, lesu. Kekurangan zat besi : anemia, lesu, pusing, pucat pada kulit Kekurangan yodium : penyakit gondok, pada anak terjadi kemunduranfisik dan mental Kekurangan seng : pertumbuhan terhambat, penyembuhan luka lambat,kurang tajam terhadap bau dan rasa, kerdil, anemia Kekurangan fluor : kerusakan gigi yang berlebihan Kekurangan tembaga : anemia, gangguan saraf dan tulang, luka-luka pada kulit






























BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Air merupakan komponen utama dari semua struktur sel dan merupakan media kelangsungan proses metabolisme dan reaksi kimia didalam tubuh. Lebih dari dua pertiga tubuh kita terdiri dari air. Pemenuhan kebutuhan air dapat mencegah timbulnya berbagai jenis penyakit
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk).  Berdasarkan kegunaannya dalam aktivitas kehidupan, mineral (logam) dibagi menjadi dua golongan, yaitu mineral logam esensial dan nonesensial. Logam esensial diperlukan dalam proses fisiologis hewan, sehingga logam golongan ini merupakan unsur nutrisi penting yang jika kekurangan dapat menyebabkan kelainan proses fisiologis atau disebut penyakit defisiensi mineral. Mineral ini biasanya terikat dengan protein, termasuk enzim untuk proses metabolisme tubuh, yaitu kalsium  (Ca), fosforus (P), kalium (K), natrium (Na), klorin (Cl), sulfur (S), magnesium (Mg), besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), kobalt (Co), iodin (I), dan selenium (Se). Logam  nonesensial adalah golongan logam yang tidak berguna, atau belum diketahui kegunaannya dalam tubuh hewan, sehingga hadirnya unsur tersebut lebih dari normal dapat menyebabkan keracunan. Logam tersebut bahkan sangat berbahaya bagi makhluk hidup, seperti timbal (Pb), merkuri (Hg), arsenik (As), kadmium (Cd), dan aluminium (Al).
3.2 Saran
Dengan makalah ini pembaca diharapkan dapat lebih mengerti tentang Mineral baik dari penggolongan, macam serta peranannya. Semoga pembaca mengetahui bahaya kekurangan serta kelebihan Mineral bagi tubuh.



DAFTAR PUSTAKA

Darmono. 2005. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Darmono. 2007. Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam. Penerbit Universitas Indonesia Press.
www.belajarbagus.net/2015/03/pengertian-air.html diakses tanggal 30 oktober 2016
Ernest H. Nickel, 1995, The definition of a mineral, The Canadian Mineralogist, vol. 33, pp. 689 – 690